Translate

Wednesday, June 11, 2014

Pengajaran Konsep dan Pengajaran Berbasis Inquiri

A.           Pengajaran Konsep
Guru berpengalaman tahu bahwa konsep-konsep dalam mata pelajaran apapun adalah dasar dari pemikiran, khususnya pemikiran tingkat tinggi. Konsep memungkinkan individu untuk menggolongkan benda dan gagasan dan menarik aturan dan prinsip. Proses mempelajari konsep dimulai pada usia dini dan berlanjut sepanjang hidup pada saat orang mengembangkan konsep yang semakin lama yang semakin kompleks, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pembelajaran konsep penting di sekolah dan kehidupan sehari-hari karena konsep memungkinkan adanya saling memahami antara orang-orang dan memberikan dasar bagi interaksi lisan.
Terdapat banyak pendekatan untuk pengajaran konsep, tetapi dua yang mendasar telah dipilih.Keduanya dinamai pendekatan presentasi langsung dan pendekatan pemerolehan konsep.Namun, pada dasarnya, pembelajaran konsep meliputi empat fase atau tahap utama : (1) menyajikan tujuan  dan membuka pelajaran, (2) memasukkan contoh dan bukan contoh, (3) menguji pemerolehan konsep dan (4) menganalisis proses pemikiran siswa.
Langkah-langkah pengajaran konsep antara lain:
·      Mengklarifikasi tujuan dan membuka pelajaran.
·      Gunakan contoh dan bukan contoh.
·      Menguji pencapaian
·      Menganalisis proses pemikiran siswa
B.            Pengajaran Berbasis Inquiri
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah  yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.  
Inkuiri pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena inkuiri menuntut peserta didik untuk berpikir. Pengajaran ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Meskipun pengajaran ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peran penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu menjelaskan, membimbing diskusi, memberikan intruksi-intruksi, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar dan saran kepada peserta didik.
Tujuan utama dari pengajaran berbasis inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dengan demikian, pengajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar siswa. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa dengan siswa juga berinteraksi dengan guru bahkaninteraksi siswa dengan lingkungan.
     Langkah-langkah proses pengajaran berbasis inquiri :
1.    Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru harus merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting karena keberhasilan SPI sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu :
-          Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang siharapkan dapat tercapai oleh siswa.
-          Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
-          Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2.    Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri.
Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantara :
-         Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
-        Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti
-        Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa
3.    Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4.    Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.Tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.    Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.     Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.







Model Pengajaran Langsung (Direct instruction)


Model pengajaran langsung khususnya dirancang untuk meningkatkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan faktual yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan cara bertahap dan untuk membantu siswa menguasai pengetahuan prosedural yang dibutuhkan untuk menampilkan keterampilan sederhana dan kompleks. Tujuan pengajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemerolehan pengetahuan dengan tujuan yang dimaksudkan untuk pengembangan ketemapilan.
Model pengajaran langsung dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran, tetapi model ini paling tepat untuk pelajaran yang berorientasi pada kinerja, seperti membaca, menulis, matematika, musik dan pendidikan olahraga. Model ini juga cocok untuk komponen keterampilan dari pelajaran yang berorientasi informasi seperti sejarah dan sains. Misalnya pengajaran langsung akan digunakan untuk membantu siswa mempelajari cara membuat atau membaca peta, menggunakan jadwal, atau menyesuaikan mikroskop supaya fokus.
1.    Menyiapkan Tujuan
Ketika menyiapkan tujuan untuk pelajaran pengajaran langsung, format perilaku yang lebih khusus biasanya merupakan pendekatan yang disukai. Tujuan yang baik harus berpusat pada siswa dan spesifik, menyatakan situasi pengetesan (penilaian), dan mengidentifikasi tingkat kinerja yang diharapkan. Perbedaan utama antara menulis tujuan untuk pelajaran yang berorientasi pada keterampilan dan menulis pelajaran dengan konten yang lebih kompleks adalah bahwa tujuan yang berorientasi keterampilan biasanya menujukkan perilaku yang diamati dengan mudah  yang dapat diungkapkan dengan tepat dan diukur dengan akurat. Misalnya jika tujuannya adalah membuat siswa dapat memanjat tali sepanjang 15 kaki dalam tujuh menit, perilaku tersebut dapat diamati dan diukur waktunya. Jika tujuannya adalah menyuruh siswa mengamati bola dunia dan menunjukkan Irak, perilaku tersebut juga dapat diamati.
2.    Kemajuan Belajar dan Analisis Tugas
Kemajuan belajar dan analisis tugas merupakan alat yang digunakan guru untuk mendefinisikan hasil belajar yang terkait dengan potongan pengetahuan atau keterampilan tertentu dan menentukan cara terbaik menyusun pengajaran. Alat ini, kadang dikaitkan dengan Popham (2008), digunakan untuk mengidentifikasi seperangkat sub keterampilan atau sub pengetahuan yang memampukan (blok pembangun) yang harus dikuasai siswa dalam perjalanannya menuju tujuan atau standar yang lebih global atau keseluruhan.
Analisis tugas merupakan alat yang sama. Gagasan pokok di balik analisis tugas adalah bahwa pemahaman dan keterampilan kompleks tidak dapat dipelajari pada satu saat saja atau secara keseluruhan. Alih-alih untuk memudahkan pemahan dan penguasaan, keterampilan dan pemahaman kompleks pertama-tam harus dibagi menjadi bagian-bagian penting. Analisis tugas membantu guru mendefinisikan secara tepat apa yang perlu dilakukan siswa untuk menampilkan keterampilan yang diharapkan. Hal ini dapat dicapai melalui beberapa tahap:
a.    Mencari tahu apa yang dilakukan orang yang berpenga\etahuan luas ketika keterampilan ditampilkan
b.    Membagi keterampilan keseluruhan menjadi sub keterampilan
c.    Meletakkan sub keterampilan dengan urutan tertentu, menunjukkan sub keterampilan mana yang mungkin menjadi prasyarat keterampilan lain
d.   Merancang strategi untuk mengajarkan setiap sub keterampilan dan cara menggabungkannya
Terkadang, analisis tugas dapat berbentuk diagram alir. Hal ini memungkinkan keterampilan dan hubungan anatara sub keterampilan untuk divisualisasikan. Hal ini juga dapat menunjukkan berbagai langkah  yang harus dilalui pembelajar dalam memperoleh keterampilan tersebut. Satu keterampilan kompleks yang dibutuhkan oleh siswa  yang mengambil kelas sains adalah cara menggunkan mikroskop. Terdapat beberapa tahapan dan sub keterampilan yang harus dikuasai siswa sebelum mereka dapat memfokuskan mikroskop secara efektif dan aman.
Guru yang efektif  bersandar pada konsep utama yang terkait dengan alat-alat tersebut yaitu bahwa sebagian besar keterampilan memeliki beberpa sub keterampilan dan bahwa pelajaran tidak dapat belajar untuk menampilakn keterampilan secara utuh kecuali mereka telah menguasi bagian-bagiannya. Sebaliknya, guru harus tetap sadar bahwa mengetahui cara melakukan semua bagian tidak otomatis menghasilkan penggabungan semua bagian, sehingga keterampilan yang lebih besar dan kompleks dapat ditampilkan dengan tepat.
3.    Merencanakan Waktu dan Ruang
Merencanakan dan mengelolah waktu sangatlah penting bagi pelajaran pengajaran langsung. Guru harus memastikan waktunya cukup, cocok dengan bakat dan kemampuan siswa dalam kelas tersebut, dan siswa termotivasi untuk tetap terlibat selama pelajaran. Memastikan bahwa siswa memahami tujuan pelajaran pengajaran langsung dan mengaitkan pelajaran dengan pengetahuan awal dan minat siswa merupakan cara-cara meningkatkan atensi dan keterlibatan siswa.
Merencanakan dan mengelola ruang juga sangat penting untuk  pelajaran prngajaran langsung. Banyak guru lebih suka menggunakan formasi maja baris dan kolom yang tradisional. Formasi ini paling tepat untuk situasi dimana perhatian harus diarahkan pada guru atau pada informasi yang sedang ditampilkan di depan kelas. Variasi lain dari susunan baris dan kolom yang tradisional tadi adalah susunan meja baris mendatar. Siswa duduk saling berdekatan dalam baris yang berjumlah lebih sedikit. Susunan ini sering bermanfaat untuk demonstrasi pengajaran langsung dimana penting bagi siswa untuk melihat apa yang sedang terjadi atau untuk dekat dengan guru. Tidak satu pun dari susunan baris dan kolom maupun susunan mendatar kondusif untuk pendektan pengajaran yang berpusat pada siswa yang bergantung pada interaksi siswa dengan siswa.
Pada setiap model pengajaran memiliki sintaks atau fase-fase pengajaran yang berbeda antara satu model pengajaran dengan model pengajaran yang lain. Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu guru mengawali pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Selanjutnya diikuti oleh presentasi materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut.
1.    Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa.
a)    MenjelaskanTujuan
Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa–siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang berisi –tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu.
b)   Menyiapkan Siswa.
Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang lalu.
2.    Mendemonstrasikan Pengetahuan atau Keterampilan
Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkahlangkah demonstrasi yang efektif.
a.    Menyampaikan informasi dengan jelas
Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah:
·      kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu menfokuskan pada satu ide (titik, arahan) pada satu waktu tertentu dan menghindari penyimpangan dari pokok bahsan/LKS;
·      presentasi selangkah demi selangkah;
·      prosedur spesifik dan kongkret, yaitu berikan siswa contoh-contoh kongkrit dan beragam, atau berikan kepada siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin poin yang sulit;
·      pengecekan untuk pemahaman siswa, yaitu pastikan bahwa siswa memahami satu poin sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah dipresentasikan, mintalah siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka sendiri, dan ajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa
b.    Melakukan demonstrasi
  Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya.
3.    Menyediakan Latihan Terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan
Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah seperti berikut :
Ø Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna.
Ø Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari
Ø Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practiced)
Ø Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan.
4.    Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadang-kadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Beberapa pedoman dalam memberikan umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti berikut:
a.    Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan
b.    Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik
c.    Konsentrasi pada tingkah laku, dan bukan pada maksud
d.   Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
e.    Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar
f.     Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar
g.    Bantulah siswa memusatkan perhatiannya pada “proses” dan bukan pada “hasil.”
h.    Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai kinerjanya sendiri.
5.    Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri
Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri. Kardi dan Nur (2000: 43) memberikan tiga panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah seperti berikut.
a.    Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya
b.    Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan

c.    Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut.

Tuesday, May 27, 2014

METODE PEMBELAJARAN

A.    Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam pengertian etimologis, metode berasal dari kata “Meta” dan “Hodos”. Meta yang artinya adalah melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Beberapa ahli juga mengemukakan metode dengan pemahamannya masing-masing, diantaranya; Rothwell & Kazanas yang menyebut metode dengan cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi. Titus mengatakan bahwa metode merupakan rangkaian langkah atau cara yang tertib dan terpola dalam melakukan sesuatu untuk menegaskan bidang keilmuan.
MacQuarie berpedoman bahwa metode adalah suatu cara melakukan sesuatu yang khususnya berhubungan dengan suatu rencana tertentu, sedangkan Wiradi mengemukakan bahwa pengertian metode adalah seperangkat langkah yang harus dikerjakan yang tersusun secara sistematis menurut urutan logis. Jadi, dari semua ini sebenarnya bisa ditarik kesimpulan bahwa metode adalah sebuah cara atau jalan yang bisa dilakukan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam hal ini, ada dua hal pokok yang ada di dalam metode, yaitu cara melakukan sesuatu dan rencana dalam melaksanakan sesuatu. Jika sebuah metode diterapkan dalam sesuatu yang khusus, dalam hal ini pembelajaran, maka pengertian metode pun akan mengikuti bidang dimana dia digunakan. Metode pembelajaran itu sendiri (menurut Nana Sudjana, 2005:76) memiliki pengertian sebagai cara yang digunakan seorang pendidik atau dalam hal ini guru dalam menjalankan fungsinya berinteraksi dengan anak didiknya pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Sedangkan menurut M Sobri Sutikno (2009:88), metode pembelajaran merupakan cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan denganbaik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.
Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.
B.     Macam-macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas dan hal yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Tiap-tiap kelas kemungkinan bisa menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik seharusnya bisa menciptakan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, sehingga anak didik kita menjadi individu yang aktif, kreatif, efektif dan selalu mempunyai gagasan pemikiran yang kritis terhadap suatu keadaan baik intern maupun ekstren. Tapi pada kenyataannya, sangat minim sekali para guru yang bisa menciptakan demikian, terkadang guru merasa mengajar akan tetapi siswa tidak merasa belajar. Itu merupakan suatu masalah bagi guru maupun siswa. Hal tersebut bisa terjadi karena guru kurang mengenal dalam masalah macam-macam metode pengajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelaran terhambat. Tapi bagaimanapun kehadiran metode tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan, demi tercapainya tujuan pembelajaran, hendaklah sang guru mencermati masing-masing dari metode tersebut. Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan, maka perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat proses pembelajaran di kelas.
Ciri-ciri metode mengajar yang efektif adalah sebagai berikut :
   v  Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
   v  Membuat siswa menjadi memiliki rasa ingin tahu
   v  Membuat siswa menjadi tertantan
   v  Dapat membuat siswa aktif secara mental, fisik, dan psikis
            v  Membantu siswa tumbuh kreatif
   v  Mudah dilaksanakan oleh guru
Adapun macam-macam metode yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut :
     1.      Metode Ceramah
  Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif atau dengan kata lain bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.
Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
         a)      Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia          sangat terbatas.
         b)      Guru seorang pembicara yang baik yang memikat serta antusias.
         c)      Guru akn merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa              diharapkan bisa memahami dan mengerti secara menyeluruh.
        d)      Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap              pelajaran yang telah lalu (Asosiasi).
        e)      Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan melalui metode          ini.
            a.       Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Ceramah
·         Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah enjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu mereka memahami pelajaran yang akan disajikan.
·         Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah.
·         Langkah Generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah.
·         Langkah Aplikasi Penggunan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu. Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu sukar, maka dala pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan intensif.
b.   Kelebihan Metode Ceramah
ü  Guru mudah menguasai kelas.
ü  Mudah dilaksanakan.
ü  Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
ü  Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
c.   Kekurangan Metode Ceramah
ü  Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
ü  Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya
ü  Bila terlalu lama membosankan.
ü  Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
ü  Menyebabkan anak didik pasif.
      2.      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu metode pengajaran yang mana guru memberi suatu persoalan kepada murid dan para murid diberi kesempatan secara bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan teman-temannya.       
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : 
·      Mendorong siswa berpikir kritis. 
·      Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. 
·      Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. 
·      Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama
a.    Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Diskusi
ü  Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya, Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa.
ü  Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi.
ü  Para siswa berdiskusi dalam kelompok, sedangkan guru menjaga ketertiban dan dapat memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok dapat berpartisipasi aktif dan agardiskusi berjalan lancar.
ü  Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
ü  Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi,dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap kelompok.
b.   Kelebihan Metode Diskusi
§  Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja)
§  Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
§  Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.
c.       Kekurangan Metode Diskusi
·         Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
·         Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
·         Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
·         Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.         
3.   Metode Tanya Jawab
 Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan  guru menjawab pertanyaan murid itu.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa mungkin hanya “tidak tahu”, “tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Halini dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau bertanya.
Kriteria pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.
           a.      Langkah-langkah Pelaksanaannya
§  Merumuskan tujuan tanya jawab secara jelas dalam bentuk yang khusus dan berpusat pada perubahan tingkah laku murid.
§  Mengemukakan alasan mengapa kita memakai metode tanya jawab .
§  Menetapakan pertanyaan yang harus diberikan kepada murid.
§  Membuat garis besar jawaban dan pertanyaan yang diberikan sehingga mudah mengetahui mana jawaban siswa yang benar dan yang salah.
§  Memberi kesempatan kepada semua siswa untuk bertanya.
           b.      Kelebihan  Metode Tanya Jawab
ü Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
ü Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
ü Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
           c.       Kekurangan Metode Tanya Jawab
·      Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
·      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
·      Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
·      Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 
      4.      Metode Eksperimen
 Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses, analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan secara analitis dan logis. Mengingat  hal tersebut maka metode eksperimen sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi yang membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang, Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri. Sehingga dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode ini adalah harus didasarkan pada tingkat kemampuan pendidik, apakah pendidik mempunyai keahlian melakukan eksperimen dari meteri yang akan di ajaran dengan menggunakan metode ini.
      a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Eksperimen
·         Adanya masalah yang dianggap penting, guru dapat menentukan masalah yang harus dipecahkan oleh para siswanya.
·         Merumuskan masalah secara jelas batas-batsnya, karna akan mempermudah anak untuk mencari hipotesa sebagai jawaban sementara.
·         Mengajukan hipotesis, dalam mengemukakan hipotesis biasanya orang berpegang pada pengalaman atau pengetahuan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
·         Menguji benar tidaknya hipotesis, harus dilakukan dengan mengadakan eksperimen.
·         Menarik kesimpulan dari hasil eksperimen kita akan menarik kesimpulan, apakah hipotesa kita benar atau  salah.
·         Menerapkan hasil eksperimen untuk pembuktian lebih lanjut dalam situasi-situasi  lain untuk lebih meyakinkan kebenarannya.
            b.   Kelebihan Metode Eksperimen
ü  Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
ü  Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
ü  Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern. 
           c.       Kekurangan Metode Eksperimen
§  Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
§  Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
§  Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
§  Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
           5.      Metode Resitasi (Penugasan)
Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar  aktif baik secara individual maupun kelompok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini semua pendidik memberikan tugas. Jadi, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa mata pelajaran itu. Akibatnya tigas itu terlalu banyak diberikan kepada siswa, menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta dapat menganggu pertumbuhan siswa, karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usiannya. Maka dari itu, ciri yang baik dalam pemilihan metode ini adalah jangan terlalu sesering atau kerap kali memberikan resitasi atau tugas kepada peserta didik agar tidak terlalu menyita waktu para peserta didik dan menganggu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara wajar.
Metode ini dapat digunakan apabila memenuhi hal-hal berikut :
           a.       Suatu pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih             banyak diluar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar.
           b.          Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas sedangkan waktunya terbatas. Untuk                  itu             guru sangat perlu memberi tugas.
           c.            Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin diselesaikan                 hanya melalui jam pelajaran disekolah.
           d.            Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang                  harus disampaikan kepada murid sangat banyak

            a.       Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Resitasi
§  Merumuskaan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
§  Pendidik perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
§  Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari buku teks baik secara kelompok maupun perorangan. Diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian siswa yang bersangkutan mempertanggungjawabkan.
§  Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih siswa dalam hal yang bersifat kecakapan mental dan motorik.
§  Siswa diberi tugas untuk mengatasi masalah tertentu atau problem tertentu dengan cara mencoba untuk mengunkapkan. Dengan tujuan agar siswa biasa berfikir ilmiah(logis dan sistematis) dalam memecahkan suatu masalah atau soal.
§  Siswa diberi tugas untuk melaksanakan proyek dengan tujuan agar siswa membiasakan diri untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatau masalah, soal, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.
             b.      Kelebihan Metode Resitasi
ü Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
ü Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
ü Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar. Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. 
           c.        Kekurangan Metode Resitasi
·         Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
·         Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
·         Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh.

            6.      Metode Problem Solving (pemecahan Masalah)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
            a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem Solving
ü  Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
ü  Mencari data atau keterangan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
ü  Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
ü  Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
ü  Menarik kesimpulan.
           b.      Kelebihan Metode Problem Solving
·         Pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
·         Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
·         Pemecahan masalah  dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
·         Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
·         Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
·         Melalui pemecahan masalah  bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
·         Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
·         Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
·         Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
·         Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
            c.       Kekurangan Metode Problem Solving

§  Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
§  Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
§  Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
7.      Metode Inquiri
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah. Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri yang ideal dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator. Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran sungai.
a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inquiri
§  Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan sebagainya.
§  Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
§  Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru dilaksanakan.
§  Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
a)   Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam
b)   Merumuskan masalah yang ditemukan
c)   Merumuskan hipotesis
d)  Merancang dan melakukan eksperimen
e)   Mengumpulkan dan menganalisis data
f)    Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni : objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
b.      Kebihan Metode Inquiri
·         Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.
·         Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan / memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat dikembangkan seluas-luasnya.
·         Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
c.       Kekurangan Metode Inquiri
ü  Belajar mengajar dengan metode inquiri memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
ü  Metode inquri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda misal anak SD.
8.      Metode Karya Wisata
Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja.  Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. Metode ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Karya Wisata
·         Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.
·         Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
·         Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.
·         Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan.
·         Membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis.
·         Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.
·         Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-  kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
b.      Kelebihan Metode Karya wisata
§  Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
§  Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
§  Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
§  Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
§  Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
§  Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
§  Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
c.       Kekurangan Metode Karya Wisata
ü  Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
ü  Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
ü  Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
ü  Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
ü  Biayanya cukup mahal.
ü  Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
ü  Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
ü  Terkadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi
9.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru.  Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan metode ekspositori. Kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru atau guru mendominasi kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada metode demonstrasi aktivitas siswa lebih banyak lagi dilibatkan. Dengan demikian, dominasi guru lebih berkurang lagi.
Tujuan Mengunakan Metode Demonstrasi: Mengajarkan proses atau prosedur, Mengkongkritkan informasi, Pengembangan kemampuan melihat melalaui pengamatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru sebelum dan pada waktu mengadakan demonstrasi: Demonstrasi itu dicoba terlebih dahulu. Tujuan demonstrasi ditentukan terlebih dahulu. Usahakan demonstrasi dapat dilihat oleh peserta didik. Alat yang digunakan sederhana. Demonstrasi dilaksanakan berdasarkan tujuan. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode demonstrasi:PerencanaanPelaksanaannya
Ciri khas metode demonstrasi tampak dari adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kempuan guru membuktikan teorema, menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita. Sedangkan yang berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk menggambarkan dua garis sejajar atau saling tegak lurus, jangka, dan segitiga untuk membuat lukisan-lukisan geometri, penggunaan daftar, mistar hitung atau kalkulator untuk melakukan perhitungan.
a.       Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
§  Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
§  Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
§  Lakukan uji coba demonstrasi.
§  Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
§  Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
§  Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
§  Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
§  Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
§  Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
§  Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
§  Memberikan tugas yang relevan, tapi ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
b.      Kelebihan Metode Demonstrasi
ü  Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
ü  Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
ü  Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
c.       Kekurangan Metode Demonstrasi
·         Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapatmemakan waktu yang banyak.
·         Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
·         Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
10.  Metode Peer Teaching
Metode peer teaching adalah metode belajar yang melibatkan siswa secara aktif. Jadi disini satu siswa akan mengajari siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diberikan. Ada ujaran yang menyebutkan bahwa “orang tua dua puluh tahun yang akan datang adalah pemuda pada masa kini” Pendidikan sebagai upaya terorganisasi, terencana, sistimatis, untuk mentransmisikan pengetahuan dalam arti luas (sikap, moral dan nilai-nilai hidup dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari suatu generasi ke generasi lain, bertujuan ingin mencapai perubahan sikap dan perilaku tertentu.

a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Peer Teaching
·         Setelah melakukan apersepsi atau memberi salam dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru juga menghubungkan materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas pada waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik yang dibahas pada waktu itu. Kemudian guru membuat kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar. Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.
·         Langkah berikutnya adalah menjelaskan secara detil materi yang akan dibahas pada waktu itu meliputi indicator yang harus dicapai oleh siswa pada waktu itu. Selanjutnya siswa diberikan lembaran berisi tugas berupa pertanyaan untuk didiskusikan menurut pengetahuan yang mereka kuasai.
·         Dalam lembaran tersebut setiap kelompok diminta untuk memberikan pendapat menurut persepsi mereka sendiri masing-masing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai permasalahan yang di indikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di tuntut setiap anggota kelompok memberikan tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan di satukan dalam satu kesimpulan yang mengerucut pada tujuan yang hendak dicapai dalam materi tersebut. Peran guru di sini adalah mengawasi serta mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok siswa, serta memberikan bantuan bila mereka mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu, namun bukan berarti guru harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai pemecahan masalah tersebut, setiap kelompok siswa harus memikirkannya sendiri dan tidak keluar dari batasan materi yang diberikan pada waktu itu. Bila ada yang menyimpang dari koridor, maka guru harus mengembalikan perdebatan mereka ke materi semula.
·         Bila masing-masing setiap kelompok telah selesai melaksanakan semua instruksi yang ada dalam lembaran kerja tersebut, maka setiap kelompok harus merumuskan hasil diskusinya dalam satu kesimpulan yang telah disepakati bersama. Kemudian hasil diskusinya diserahkan ke guru dalam bentuk lembaran yang ditulis rapi.
·         Selanjutnya guru memerintahkan setiap kelompok satu per satu membacakan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dibacakan di depan kelompok yang lainnya. Sementara kelompok yang lain memberikan tanggapan tentang hasil diskusi kelompok tersebut serta memberikan pendapat atau sanggahan kepada kelompok tersebut. Setiap masalah baru yang muncul, dicatat guru.
·         Terakhir, semua masalah yang muncul pada waktu diskusi kelompok tersebut diberikan solusinya oleh guru. Dan guru mengevaluasi serta menyimpulkan semua masalah dan pemecahannya kepada seluruh anggota kelas. Sehingga terdapat satu pemahaman yang seragam bagi setiap siswa. Terakhir guru memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum semua penjelasan guru tadi untuk dikumpulkan sebagai post test bagi siswa.
b.      Kelebihan Metode Peer Teaching
ü  Meningkatkan motivasi belajar siswa
ü  Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
ü  Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
ü  Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
ü  Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
ü  Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
ü  Membangun semangat bekerja sama
ü  Melatih keterampilan berkomunikasi
ü  Meningkatkan hasil belajar
c.       Kelemahan Metode Peer Teaching
§  Memerlukan waktu yang relatif lama
§  Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka metode ini menjadi tidak efektif
§  Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang ingin menonjolkan diri
§  Tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing siswa bekerja di kelompok
§  Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa SD (teknik ini biasanya diterapkan di Perguruan Tinggi)
§  Memerlukan perhatian guru yang ekstra ketat.
11.  Metode Example Non Example
Metode example non example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.  Metode example non example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari  di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Metode example non example adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Example Non Example
ü  Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
ü  Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat LCD proyektor
ü  Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
ü  Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
ü  Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
ü  Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
ü  Guru memberikan 3-5 soal yg dijawab singkat sesuai dengan hasil diskusi
ü  Kesimpulan
b.      Kelebihan Metode Example Non Example
·         Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks.
·         Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari example dan non example
·         Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.

c.       Kekurangan Metode Example Non Example
§  Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
§  Memakan waktu yang banyak.
12.  Metode Mind Mapping
Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran Mind Mapping juga merupakan peta rute yang memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran, dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat tradisional. Selain itu Mind Mapping adalah sistem penyimpanan, penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak manusia yang menajubkan. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.
Mind Mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.  Mind Mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiapsaat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping. Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan baik dampaknya bagi prosesdan hasil belajar,sebaliknya jika lingkungan tersebut memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil belajar.
a.      Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Mind Mapping
§  Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selamasatu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
§  Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overviewdan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Previewdapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
§  Inview:Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inviewini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
§  Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
b.      Kelebihan Metode Mind Mapping
·         Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
·         Dapat bekerjasama dengan teman lainnya
·         Catatan lebih padat dan jelas
·         Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
·         Catatan lebih terfokus pada inti materi
·         Mudah melihat gambaran keseluruhan
·       Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan
·         Memudahkan penambahan informasi baru
·         Pengkajian ulang bisa lebih cepat
·         Setiap peta bersifat unik
c.       Kekurangan Metode Mind Mapping
      ü  Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
      ü  Tidak sepenuhnya murid yang belajar
      ü  Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa mind         map siswa.