A.
Pengertian
Model Pembelajaran
Menurut
Sudrajat (2008), Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Joyce
& Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual
yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran. Dengan demikian, model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran seperti yang terlihat pada
gambar dibawah ini.
B.
Jenis-jenis
Model Pembelajaran
Adapun jenis-jenis model pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Model
Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
Model
cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better together yang
menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang
kondusif kepada siswa untuk memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap,
nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya
di masyarakat. Melalui model cooperative learning, siswa bukan hanya belajar
dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar mengajar,
melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai
kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses pembelajaran dengan
model cooperative learning ini mampu merangsang dan menggugah potensi siswa
secara optimal dalam suasana belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 2 sampai 6 orang siswa.
unsur-unsur
dalam model cooperative learning sebagai berikut:
· Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya,
· Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama,
· Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya,
· Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi,
· Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya,
· Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah
|
Tingkah
Laku Guru
|
|||
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
|
|||
Menyajikan
informasi
|
Pengajar
menyajikan informasi pada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan
|
|||
Mengorganisasikan
siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
|
Pengajar
menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
|
|||
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
|
|||
Evaluasi
|
Pengajar
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
|||
Memberikan
Penghargaan
|
Pengajar
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok
|
|||
Ada beberapa jenis model pembelajaran kooperatif
yang biasa digunakan, antara lain:
1.Student Team Achievement Division (STAD)
Langkah-langkah pelaksanaan :
·
Siswa dikelompokkan dengan anggota 4-5 orang tiap kelompok
·
Seluruh siswa diberi kuis (tidak boleh kerja sama)
·
Point tiap anggota dijumlahkan untuk mendapat skor tim
·
Tim yang mendapat skor tertinggi dapat diberi hadiah atau penghargaan
·
Alat/bahan yang harus disiapkan oleh guru adalah LKS, rencana
pembelajaran dan alat evaluasi.
2.Teams Team Tournaments (TGT)
Langkah-langkah pelaksanaannya:
· Guru menyiapkan kartu soal, LKS dan
alat/bahan
· Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
(tiap kelompok beranggotakan 5 orang)
· Guru mengarahkan aturan permainannya
3.Jig saw
Langkah-langkah pelaksanaanya:
· Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
(tiap kelompok beranggotakan 5 orang)
· Materi pelajaran dibagikan kepada siswa
dalam bentuk teks dan dibagi-bagi dalam beberapa sub bab
· Setiap anggota kelompok membaca sub bab
yang ditugaskan dan bertanggung jawab mempelajarinya
· Anggota dari kelompoklain yang telah
mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikannya
· Setiap anggota kelompok ahli setelah
kembali ke teman-teman kelompoknya berhak mengajar temannya
· Ada kuis individu
· Yang harus disiapkan guru adalah bahan
kuis, LKS dan rencana pembelajaran
4.Think Pair share (TPS)
Langkah-langkah pelaksanaannya:
·
Thinking (berfikir)
·
Pairing ( berpasangan)
·
Sharing (berbagi)
5.Number Head Together (NHT)
Langkah-langkah pelaksanaannya:
· Penomoran
· Mengajukan pertanyaan
· Berfikir bersama
· Menjawab
6.Co-op Co-op
(cooperative-coopertaive)
Langkah-langkah
pelaksanaanya :
· Diskusikan
dengan siswa minat, keinginan siswa untuk mempelajari topik, pengalaman yang
mereka miliki.
· Bentuk
tim sesuai yang mereka inginkan.
· Tim
memiliki lopik yang diinginkan.
· Tim
membicarakan mini topik yang mana mau dibahas oleh masing-masing pribadi siswa
dalam tim (pemilihan mini topik).
· Persiapan
mini topik. Di sini siswa bekerja secara individu untuk memutuskan semua
pertanyaan yang akan muncul terhadap mini topik tersebut.
· Presentasi
mini topik. Masing-masing siswa berprestasi dihadapan anggota timnya terhadap
hal-hal/bagian-bagian yang ditugaskan pada masing-masing siswa.
· Persiapan
presentasi tim. Tim disiapkan untuk ke depan kelas untuk dilakukan dalam
diskusi kelompok besar / diskusi kelas.
· Presentasi
tim. Satu tim mengambil kontrol terhadap kelas.
· Evaluasi
7.TAI (Team Assisted
Individualination)
Langkah-langkah
pelaksanaannya:
· Bentuk
tim (sama dengan di STAD, TGT)
· Pre
test.
· Pemberian
materi.
· Tim
belajar masing-masing mencri tim mereka dan membahas semua hal yang berhubungan
dengan materi. I
· Team
scores and team recognation.
· Teaching
Groups. Setiap hari guru ada di tim-tim yang berbeda untuk membantu kesulitan
tim. Di sini dituntut keterampilan guru dalam membimbing kelompok kecil.
· Test.
Tes diberikan hampir 2 x seminggu, atau boleh disuruh belajar di rumah dengan
LKS barn besoknya dites.
· Whole
Class Unit. Lebih kurang 3 minggu guru bisa menyetop program ini dan bisa
belajar ke hal lain.
2. Model Pembelajaran Langsung (Direct
Instruction/DI)
Direct
instruction merupakan suatu model pembelajaran yang bersifat teacher
center(berpusat pada guru).
Langkah-langkah pelaksanaanya:
· Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
untuk belajar
· Mendemonstrasikan pengetahuan atau
keterampilan
· Membimbing siswa
· Mengecek pemahaman dan memberikan umpan
balik
· Memberikan kesempatan untuk pelatihan
lanjutan dan penerapannya
3.
Project Based Learning (PJBL)
Pembelajaran berbasis proyek adalah
sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih menekankan pada belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik
atau guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Pembelajaran berbasis proyek Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan
motivasi siswa akan meningkat. Kerja proyek dipandang sebagai bentukopen-ended
contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu
usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada periode
tertentu.
Kerja proyek memuat tugas-tugas yang
kompleks berdasarkan kepada pernyataan dan permasalahan (problem) yang sangat
menantang, dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah,
membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok. Tujuannya
adalah agar peserta didik mempunyai kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang
dihadapinya.
Langkah-langkah pelaksanaanya :
·
Penentuan Pertanyaan
Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai
dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar
berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
·
Mendesain Perencanaan
Proyek (Design a Plan for the Project.
Perencanaan dilakukan
secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan emikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat
diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
·
Menyusun
Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta
didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik
agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
·
Memonitor peserta didik
dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Pengajar
bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap roses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
·
Menguji
Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan
untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
·
Mengevaluasi
Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses
pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
4.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah
adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut
dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik. Selanjutnya
peserta didik menyeleseikan masalah
tersebut untuk menemukan pengetahuan
baru.
Langkah-langkah
pelaksanaannya:
·
Orientasi siswa
kepada masala
Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran, logistic yang dibutuhkan dan memotivasi siswa agar
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilihnya
·
Mengorganisasi
siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
·
Membimbing
penyelidikan individual dan kelompok
Guru
mendorong siswa untuk memperoleh informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan pemecahan masalahnya
·
Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Guru
membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
·
Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru
membantu siswamelakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan
proses-proses yang dilakukan.
5.
Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk
memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika
berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara
untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Langkah-langkah pelaksanaannya:
·
Orientasi
Pada
tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:
ü Menjelaskan
topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai oleh siswa.
ü Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah,
mulai dari langkah merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan
ü Menjelaskan
pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.
·
Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.
·
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa
untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
·
Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data
merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Proses pemgumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan
potensi berpikirnya.
·
Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis
juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
·
Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
semoga bermanfaat..........
ReplyDeletethanks yhaaa .....
ReplyDeleteSangat mmbantu, mkasih...
ReplyDelete