A.
Pengertian
Model Presentasi merupakan adaptasi dari
model Advance Organizer yang mengharuskan guru untuk
mempersiapkannya sebelum mempresentasikan informasi baru dan secara
khusus memperkuat dan memperluas pemikiran siswa selama dan setelah
presentasi. Pendekatan ini banyak dipilih oleh guru karena cocok dengan
pengetahuan sekarang tentang cara individu memperoleh, memproses dan menyimpan informasi baru; dan berbagai komponen model ini telah dikaji dengan seksama selama empat puluh tahun terakhir sehingga memberikan dasar pengetahuan yang substansial, meskipun tidak selalu konsisten. Secara singkat hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit dalam membantu siswa memperoleh, mengasimilasi, menyimpan informasi baru; memperluas struktur konseptual dan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan informasi.
pengetahuan sekarang tentang cara individu memperoleh, memproses dan menyimpan informasi baru; dan berbagai komponen model ini telah dikaji dengan seksama selama empat puluh tahun terakhir sehingga memberikan dasar pengetahuan yang substansial, meskipun tidak selalu konsisten. Secara singkat hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit dalam membantu siswa memperoleh, mengasimilasi, menyimpan informasi baru; memperluas struktur konseptual dan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan informasi.
B.
Perencanaan
Model Presentasi
1. Memilih
tujuan dan isi
Tujuan pembelajaran presentasi
diutamakan untuk mendapatkan pengetahuan deklaratif. Contoh siswa mampu
mendifinisikan arti fotosintesis, mampu menyebutkan aturan-aturan dasar
permainan sepak bola, dll. Pemilihan konten presentasi dapat menggunakan
prinsip power yang menyatakan hanya konsep penting dan paling kuat yang
seharusnya diajarkan dan bukan yang menarik tapi tidak penting bagi mata
pelajaran. Sedangkan menurut prinsip ekonomi merekomendasikan bahwa guru menghindari
kekacauan verbal dan membatasi presentasi dengan jumlah informasi minimum. Peta
konsep juga bermanfaat bagi seorang guru untuk membantu menyampaikan
jenis ide dan bagi siswa memberikan gambaran untuk memahami hubungan
diantara ide-ide.
2. Mendiagnosa
pengetahuan siswa sebelumnya
Informasi yang diberikan dalam
presentasi didasarkan pada perkiraan guru tentang struktur kognitif yang
sudah ada dan pengetahuan yang dimiliki siswa tentang subyek tertentu.
Tidak ada aturan yang tegas atau formula yang mudah yang dapat dilakukan guru
untuk memeriksa pengetahuan siswa sebelumnya. Guru dapat menggunakan asesmen
untuk mengetahui perkembangan siswa. Sedangkan dalam pembelajaran guru dapat
menggunakan induksi atau establishing set untuk memeriksa pengetahuan
siswa. Siswa memiliki prior knowledge, perkembangan intelektual,
gaya belajar dan intelegensia yang berbeda sehingga guru perlu menyesuaikan
presentasi dan penjelasan agar sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang siswa
antara lain dengan penggunaan gambar dan ilustrasi, isyarat dan contoh.
3. Memilih advance
organizer yang tepat
Advance organizer merupakan
scaffolding intelektual, dan membantu siswa melihat gambaran umum dari materi
yang akan dipresentasikan. Berikut ini merupakan contohadvance organizer: “
saya akan memberikan informasi tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan
tubuh agar berfungsi dengan baik. Sebelum itu saya ingin memberi ide
kepada kalian yang akan membantu memahami berbagai makanan yang
sudah kalian makan dengan mengatakan bahwa makanan tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi lima golongan utama yaitu lemak, karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral. Makanan tersebut berisi
unsur-unsur tertentu seperti karbon dan nitrogen. Makanan
yang kita makan juga mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam golongan
makanan tersebut. Sekarang saya akan membicarakan diet seimbang yang dibutuhkan
tubuh. Saya ingin kalian memperhatikan tarmasuk golongan manakah makanan yang
kita makan?”
4. Merencanakan
penggunaan waktu dan ruang
Hal-hal yang harus diperhatikan
guru yaitu memastikan waktu dialokasikan sesuai dengan kemampuan dan sikap
siswa di kelas dan memotivasi siswa agar mereka tetap memperhatikan selama
pembelajaran. Selain itu guru juga mengelola ruang, penataan ruang tradisional
paling cocok dengan kelas yang menggunakan papan tulis, OHP atau proyektor.
C.
Pelaksanaan
Presentasi
1. Menyampaikan
Tujuan Pembelajaran dan menyiapkan siswa
Tujuan pembelajaran dapat disampaikan
dipapan tulis, newsprint chart atau display. Menyiapkan siswa
untuk belajar dapat dilakukan dengan memberikan establishing set dan isyarat
(cues) kepada siswa.
2. Mempresentasikan advance
organizer
Guru memastikan advance
organizer dilakukan terpisah dari kegiatan introduksi dan presentasi
materi. Advance organizer dipresentasikan kepada siswa menggunakan format
visual tertentu seperti OHP atau power point image. Siswa harus memahami
advance organizer sehingga harus diajarkan kepada siswa
3. Mempresentasikan
Materi belajar
Menyampaikan materi dilaksanakan setelah
direncanakan dan dipresentasikan dengan cara efektif, memperhatikan
kejelasan, explaining links, contoh-contoh, teknik rule-explaining
rule, penggunaan transisi dan antusiasme.
4. Memantau
dan memeriksa pemahaman
Untuk memantau pemahaman siswa guru
dapat melakukan metode informal selama presentasi misalnya isyarat verbal dan
non verbal misalnya siswa bingung, diam dan kernyitan kening sebagai tanda
siswa tidak paham, sedangkan mengangguk, tersenyum dan mata melebar
takjub merupakan tanda pemahaman sedang terjadi. Secara formal guru dapat
meminta respon siswa tentang materi yang baru disampaikan.
D.
Pengelolaan
Lingkungan Belajar
Pada awal pelajaran guru berperan sebagai
presenter aktif dan berharap siswa menjadi pendengar aktif. Kesuksesan model
ini bergantung dari motivasi siswa untuk melihat serta mendengarkan presentasi.
Model ini membutuhkan aturan yang mengatur pembicaraan
siswa, pacing (langkah) yang baik dan metode untuk mengatur perilaku
siswa pada saat presentasi, misalnya siswa yang melakukan kegiatan lain atau
berbicara dengan teman sebelahnya.
E.
Asesmen
(Penilaian) dan Evaluasi Presentasi
Model presentasi sangat cocok untuk menyampaikan
informasi baru kepada siswa dan membantu menyimpan informasi tersebut dalam
memori mereka. Sehingga strategi evaluasi yang tepat adalah menguji perolehan
dan retensi pengetahuan siswa. Faktor yang perlu diperhatikan dalam menguji
pengetahuan siswa adalah menguji semua tingkat pengetahuan dan bukan hanya
sekedar mengingat informasi, guru juga seharusnya mengkomunikasikan kepada
siswa apa yang mau diujikan dan lakukan pengujian segera setelah selesai topik
jangan menunggu mid atau semester.
F.
Scaffolding
pembelajaran scaffolding dapat diartikan
sebagai suatu teknik pemberian dukungan belajar secara terstruktur, yang
dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa agar dapat belajar secara
mandiri. Pemberian dukungan belajar ini tidak dilakukan secara terus menerus,
tetapi seiring dengan terjadinya peningkatan kemampuan siswa, secara
berangsur-angsur guru harus mengurangi dan melepaskan siswa untuk belajar
secara mandiri. Jika siswa belum mampu mencapai kemandirian dalam
belajarnya, guru kembali ke sistem dukungan untuk membantu siswa memperoleh
kemajuan sampai mereka benar-benar mampu mencapai kemandirian. Dengan
demikian, esensi dan prinsip kerjanya tampaknya tidak jauh berbeda
dengan scaffolding dalam konteks mendirikan sebuah bangunan.
PembelajaranScaffolding sebagai sebuah teknik bantuan belajar
(assisted-learning) dapat dilakukan pada saat siswa merencanakan, melaksanakan
dan merefleksi tugas-tugas belajarnya.
Pembelajaran scaffolding dapat
ditempuh melalui tahapan berikut:
1. Melaksanakan
assessment dan kemampuan awal dan taraf perkembangan setiap siswa untuk
menentukan zone of proximal
developement yakni wilayah perkembangan siswa yang masih berpotensi dan
berpeluang untuk ditingkatkan dan dioptimalkan melalui bantuan guru, teman,
atau lingkungan pembelajaran tertentu, termasuk di dalamnya pemanfaatan
tekhnologi.
2. Menjabarkan
tugas-tugas dan aktivitas belajar secara rinci sehingga dapat membantu siswa
melihat zona yang perlu di-scaffold.
3. Menyajikan
struktur/tugas belajar secara jelas dan bertahap sesuai taraf perkembangan siswa,
yang dapat dilakukan melalui: penjelasan, dorongan (motivasi), dan pemberian
contoh (modeling).
4. Mendorong
siswa untuk menyelesaikan tugas belajar secara mandiri.
G.
Advance
Organizer
Advance organizer adalah gagasan
dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara
terampil. Ia juga harus dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang
hanya berguna untuk pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer.
Ada dua jenis advance
organizer :
v Expository
organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Organizer
ini mempresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan
menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori
khususnya berguna karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi
yang asing/tidak biasa.
v Comparative
organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer ini
dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari
kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.
Organizer
harus dibangun berdasarkan konsep-konsep penting atau rancangan-rancangan suatu
disiplin atau bidang kajian Pertama, organizer harus dibangun sehingga
pembelajar dapat menghayati kegunaannya. Fitur utama suatu organizer dengan
demikian adalah, bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi dan generalisasi yang
paling tinggi daripada tugas pembelajaran itu sendiri. Tingkat abstraksi
tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview (pengenalan),
yang ditulis (atau diucapkan) pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana
materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya,
merupakanpreview (tampilan awal) dari materi pembelajaran. Kedua,
apakah organizer itu ekspositori atau komparatif, fitur penting dari suatu
konsep atau rancangan harus ditunjukkan dan dijelaskan secara seksama .
H.
Perbedaan
Metode Ceramah dengan Presentasi
Metode
ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam
proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan.
Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian
pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode
ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan
sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu
metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam
menyampaikan materi pelajaran secara langsung kepada siswa sedangkan
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin.
Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam
acara resmi dan acara politik presentasi lebih sering dibawakan dalam acara
bisnis atau promosi. Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti menyajikan atau mengemukakan. Atau secara jelasnya presentasi bisa
diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan
tujuan bermacam-macam seperti, memberi tahu, mempengaruhi ataupun mengajak
(persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi juga dilakukan dalam
proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam
presentase lebih sering menggunakan media LCD/OHP dalam penyampaiannya.
No comments:
Post a Comment