Translate

Tuesday, May 27, 2014

PRESENTING AND EXPLAINING

A.                Pengertian
Model Presentasi merupakan adaptasi dari model Advance Organizer  yang mengharuskan guru untuk mempersiapkannya sebelum  mempresentasikan informasi baru dan secara khusus  memperkuat dan memperluas  pemikiran siswa selama dan setelah presentasi. Pendekatan ini banyak dipilih oleh guru karena cocok dengan
pengetahuan sekarang tentang cara individu memperoleh, memproses dan menyimpan informasi baru; dan berbagai komponen model ini telah dikaji dengan seksama selama empat puluh tahun terakhir sehingga memberikan dasar pengetahuan yang substansial, meskipun tidak selalu konsisten. Secara singkat hasil belajar model presentasi  cukup jelas dan tidak rumit dalam membantu siswa memperoleh, mengasimilasi, menyimpan informasi baru; memperluas struktur konseptual dan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan informasi.
B.                 Perencanaan Model Presentasi
1.      Memilih tujuan dan isi
Tujuan pembelajaran presentasi diutamakan untuk mendapatkan pengetahuan deklaratif. Contoh siswa mampu mendifinisikan arti fotosintesis, mampu menyebutkan aturan-aturan dasar permainan sepak bola, dll. Pemilihan konten presentasi dapat menggunakan prinsip power yang menyatakan  hanya konsep penting dan paling kuat yang seharusnya diajarkan dan bukan yang menarik tapi tidak penting bagi mata pelajaran. Sedangkan menurut prinsip ekonomi merekomendasikan bahwa guru menghindari kekacauan verbal dan membatasi presentasi dengan jumlah informasi minimum. Peta konsep juga bermanfaat bagi seorang guru  untuk membantu menyampaikan jenis ide dan bagi siswa  memberikan gambaran untuk memahami hubungan diantara ide-ide.
2.      Mendiagnosa pengetahuan siswa sebelumnya
Informasi yang diberikan dalam presentasi didasarkan pada perkiraan guru tentang  struktur kognitif yang sudah ada dan pengetahuan yang  dimiliki siswa tentang subyek tertentu. Tidak ada aturan yang tegas atau formula yang mudah yang dapat dilakukan guru untuk memeriksa pengetahuan siswa sebelumnya. Guru dapat menggunakan asesmen untuk mengetahui perkembangan siswa. Sedangkan dalam pembelajaran guru dapat menggunakan induksi atau establishing set untuk memeriksa pengetahuan siswa.  Siswa memiliki prior knowledge, perkembangan intelektual, gaya belajar dan intelegensia yang berbeda sehingga guru perlu menyesuaikan presentasi dan penjelasan agar sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang siswa antara lain dengan penggunaan gambar dan ilustrasi, isyarat dan contoh.
3.      Memilih advance organizer yang tepat
Advance organizer merupakan scaffolding intelektual, dan membantu siswa melihat gambaran umum dari materi yang akan dipresentasikan. Berikut ini merupakan contohadvance organizer: “ saya akan memberikan informasi tentang jenis-jenis makanan yang dibutuhkan tubuh agar berfungsi dengan baik. Sebelum itu saya ingin memberi ide kepada kalian  yang akan membantu  memahami berbagai makanan yang sudah kalian makan dengan mengatakan  bahwa makanan tersebut dapat diklasifikasikan  menjadi lima golongan utama yaitu lemak, karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Makanan tersebut  berisi unsur-unsur  tertentu  seperti  karbon dan nitrogen. Makanan yang kita makan juga mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam golongan makanan tersebut. Sekarang saya akan membicarakan diet seimbang yang dibutuhkan tubuh. Saya ingin kalian memperhatikan tarmasuk golongan manakah makanan yang kita makan?”
4.      Merencanakan penggunaan waktu dan ruang
Hal-hal yang harus  diperhatikan  guru yaitu memastikan waktu dialokasikan sesuai dengan kemampuan dan sikap siswa di kelas dan memotivasi siswa agar mereka tetap memperhatikan selama pembelajaran. Selain itu guru juga mengelola ruang, penataan ruang tradisional paling cocok dengan kelas yang menggunakan papan tulis, OHP atau proyektor.
C.                Pelaksanaan Presentasi
1.      Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan menyiapkan siswa
Tujuan pembelajaran dapat disampaikan dipapan tulis, newsprint chart atau display. Menyiapkan siswa untuk belajar dapat dilakukan dengan memberikan establishing set dan isyarat (cues) kepada siswa.
2.      Mempresentasikan advance organizer
Guru memastikan advance organizer dilakukan terpisah dari kegiatan introduksi dan presentasi materi. Advance organizer dipresentasikan kepada siswa menggunakan format visual tertentu seperti OHP atau power point image. Siswa harus memahami advance organizer  sehingga harus diajarkan kepada siswa
3.      Mempresentasikan Materi belajar
Menyampaikan materi dilaksanakan setelah direncanakan dan dipresentasikan dengan cara efektif, memperhatikan kejelasan, explaining links, contoh-contoh, teknik rule-explaining rule, penggunaan transisi dan antusiasme.
4.      Memantau dan memeriksa pemahaman
Untuk memantau pemahaman siswa guru dapat melakukan metode informal selama presentasi misalnya isyarat verbal dan non verbal misalnya siswa bingung, diam dan kernyitan kening sebagai tanda siswa tidak paham, sedangkan mengangguk,  tersenyum dan mata melebar takjub merupakan tanda pemahaman sedang terjadi. Secara formal guru dapat  meminta respon siswa tentang materi yang baru disampaikan.
D.                Pengelolaan Lingkungan Belajar
Pada awal pelajaran  guru berperan sebagai presenter aktif dan berharap siswa menjadi pendengar aktif. Kesuksesan model ini bergantung dari motivasi siswa untuk melihat serta mendengarkan presentasi. Model ini membutuhkan aturan yang mengatur pembicaraan siswa, pacing (langkah) yang baik dan metode untuk mengatur perilaku siswa pada saat presentasi, misalnya siswa yang melakukan kegiatan lain atau berbicara dengan teman sebelahnya.
E.                 Asesmen (Penilaian) dan Evaluasi Presentasi
Model presentasi sangat cocok untuk menyampaikan informasi baru kepada siswa dan membantu menyimpan informasi tersebut dalam memori mereka. Sehingga strategi evaluasi yang tepat adalah menguji perolehan dan retensi pengetahuan siswa. Faktor yang perlu diperhatikan dalam menguji pengetahuan siswa adalah menguji semua tingkat pengetahuan dan bukan hanya sekedar mengingat informasi, guru juga seharusnya mengkomunikasikan kepada siswa apa yang mau diujikan dan lakukan pengujian segera setelah selesai topik jangan menunggu mid atau semester.
F.        Scaffolding
pembelajaran scaffolding dapat diartikan sebagai suatu teknik pemberian dukungan belajar secara terstruktur, yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa agar dapat belajar secara mandiri. Pemberian dukungan belajar ini tidak dilakukan secara terus menerus,  tetapi seiring dengan terjadinya peningkatan kemampuan siswa, secara berangsur-angsur guru harus mengurangi dan melepaskan siswa untuk belajar secara mandiri.  Jika siswa belum mampu men­­ca­pai kemandirian dalam belajarnya, guru kembali ke sistem dukungan untuk mem­bantu siswa memperoleh kemajuan sampai me­reka benar-benar mampu mencapai kemandirian. Dengan demikian, esensi dan prinsip kerjanya tampaknya tidak jauh berbeda dengan scaffolding dalam konteks  mendirikan sebuah bangunan. PembelajaranScaffolding sebagai sebuah teknik bantuan belajar (assisted-learning) dapat dilakukan pada saat siswa merencanakan, melaksanakan dan merefleksi tugas-tugas belajarnya.
Pembelajaran scaffolding dapat ditempuh melalui tahapan berikut:
1.      Melaksanakan assessment dan kemampuan awal dan taraf perkembangan setiap siswa untuk menentukan zone of proximal developement yakni wilayah perkembangan siswa yang masih berpotensi dan berpeluang untuk ditingkatkan dan dioptimalkan melalui bantuan guru, teman, atau lingkungan pembelajaran tertentu, termasuk di dalamnya pemanfaatan tekhnologi.
2.      Menjabarkan tugas-tugas dan aktivitas belajar secara rinci sehingga dapat membantu siswa melihat zona yang perlu di-scaffold.
3.      Menyajikan struktur/tugas belajar secara jelas dan bertahap sesuai taraf perkembangan sis­wa, yang dapat dilakukan melalui: penjelasan,  dorongan (mo­tivasi), dan pembe­rian contoh (modeling).
4.      Mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas belajar secara mandiri.

G.                Advance Organizer
Advance organizer adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Ia juga harus dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang hanya berguna untuk pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer.
Ada dua jenis advance organizer :
v    Expository organizer menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi. Organizer ini mempresentasikan perancah intelektual tentang bagaimana siswa akan menggantungkan informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna karena ia menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang asing/tidak biasa.
v    Comparative organizer biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer ini dirancang untuk membedakan antara konsep baru dan kosep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antar keduanya.
Organizer harus dibangun berdasarkan konsep-konsep penting atau rancangan-rancangan suatu disiplin atau bidang kajian Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat menghayati kegunaannya. Fitur utama suatu organizer dengan demikian adalah, bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi dan generalisasi yang paling tinggi daripada tugas pembelajaran itu sendiri. Tingkat abstraksi tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview (pengenalan), yang ditulis (atau diucapkan) pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya, merupakanpreview (tampilan awal) dari materi pembelajaran. Kedua, apakah organizer itu ekspositori atau komparatif, fitur penting dari suatu konsep atau rancangan harus ditunjukkan dan dijelaskan secara seksama .
H.                Perbedaan Metode Ceramah dengan Presentasi
Metode ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran  tradisional karena  sejak dulu  metode   ini  digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran secara langsung kepada siswa sedangkan   Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik  presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis atau promosi. Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyajikan atau mengemukakan. Atau secara jelasnya presentasi bisa diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan tujuan bermacam-macam seperti, memberi tahu, mempengaruhi ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam presentase lebih sering menggunakan media LCD/OHP dalam penyampaiannya.


No comments:

Post a Comment