Data
dan Uji Syarat Instrument
1. Pengertian
Data
v Data
adalah suatu bahan mentah yang jka diolah dengan baik melalui berbagai analisis
dapat melahirkan berbagai keterangan atau informasi yang diperoleh dari suatu
pengamatan yang dapat berupa angka, lambang atau sifat.
2. Jenin-jenis
Data
v Menurut
Jenis Datanya, data dibagi atas dua bagian yaitu:
a. Data
Kualitatif, yaitu data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas objek yang
dipelajari atau data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang mengandung makna
(Non-angka). Misalnya : Persepsi konsumen terhadap botol air minum dalam kemasan,
anggapan para ahli terhadap Psikopat dan lain-lain.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang memiliki harga
yang berubah – ubah atau bersifat variabel atau data yang dipaparkan dalam bentuk
angka-angka. Misalnya: Jumlah pembeli saat hari raya Idul Adha, tinggi badan
siswa kelas 3 IPA 1 dan lain-lain.
v Menurut
Sumbernya, data dibagi atas dua bagian yaitu :
a. Data
internal, yaitu data yang diperoleh atau bersumber dari dalam
suatu instansi ( lembaga/organisasi ). Misalnya : Data
keuangan, data pegawai, data produksi, dll.
b. Data
eksternal, yaitu data yang diperoleh
atau bersumber dari luar instansi/ instansi yang lain. Misalnya : Data jumlah
penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran
penduduk, dan lain sebagainya.
v Menurut
Sifatnya, data terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Data
kontinu, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengukuran atau data yang
nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke
nilai yang lainnya. Misalnya : Penggunaan kata sekitar, kurang lebih,
kira-kira, dan sebagainya.
§ Dinas
pertanian daerah mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih 850 ton.
b. Data
Diskrit, yaitu data yang diperoleh dari hasil perhitungan atau data yang
nilainya adalah bilangan asli. Misalnya : Berat badan Ibu-ibu PKK Sumber Ayu,
nilai rupiah dari waktu ke waktu, dan lain-sebagainya.
v Menurut
Cara Memperolehnya, data terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Data
primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan
atau yang menggunakan data tersebut. Data yang diperoleh seperti hasil
wawancara atau pengisian kuisioner yang biasa dilakukan peneliti. Dalam metode
pengumpulan data primer, peneliti/observer melakukan sendiri
penelitian/observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya dapat
berupa survey atau percobaan ( eksperimen ). Misalnya : Mewawancarai langsung penonton
bioskop XXI untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
b. Data
sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian.
Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain
dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.
Msalnya : Pada peneliti yang menggunakan
data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
v Menurut
Waktu Pengumpulannya, data terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Data
Cross-Section/Acak , yaitu data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Misalnya
: Laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan
mei 2004, dan lain sebagainya.
b. Data
Time Series/Berkala, yaitu data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu
ke waktu atau periode secara historis. Misalnya : Perkembangan nilai tukar
dollar Amerika terhadap euro Eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut
jamaah Nurdin M. Top dari bulan ke bulan, dll.
3. Skala
Pengukuran Data
Skala pengukuran data terbagi atas empat
bagian, yaitu :
v Nominal,
yaitu skala yang hanya dapat membedakan sesuatu yang sifatnya kualitatif atau
kategoris, misalnya jenis kelamin, warna kulit, dan agama atau data dimana angka hanya merupakan lambang.
Misalnya : pada variabel Jenis Kelamin : 1 untuk Laki-laki, 2 untuk Perempuan.
v Ordinal,
yaitu skala yang dapat membedakan sesuatu dan juga menunjukkan
tingkatan atau data dimana angka selain sebagai
lambang, juga menunjukkan urutan. Misalnya : Pada variabel Tingkat Pendidikan : 1 SD,
2 SMP, 3 SMU dan 4 Perguruan Tinggi atau
rangking kelas I, II dan III.
v Interval,
berupa angka
kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak sehingga titik nol dapat
digeser sesuka orang yang mengukur dan ukurannya memiliki interval/jarak. Misalnya
: Berat badan antara 56-60 kg, nilai mahasiswa ( A = 4, B = 3, C = 2, D = 1 dan
E = 0)
v Rasio, berupa angka kuantitatif yang mempunyai nilai nol
mutlak dan tidak dapat diubah sesukanya (tetap). Misalnya : Tinggi badan,
jumlah warga desa, harga saham.
4. Instrumen
Pengumpul Data
Ada beberapa instrumen pengumpulan data
dalam melakukan penelitian, antara lain sebagai berikut :
v Angket
atau Kuesioner (questionaire), yaitu instrumen penelitian yang berupa daftar
pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang
diambil datanya melalui angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai
wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi sendiri oleh responden.
Beberapa prinsip penulisan angket adalah sebagai berikut :
1) Isi
dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa
yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe
dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa terbuka atau
tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak terstruktur), dan
bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan negatif.
4) Pertanyaan
tidak mendua
5) Tidak
menanyakan yang sudah lupa
6) Pertanyaan
tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak menggiring pada jawaban
yang baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang
pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, agar tidak
membuat jenuh responden dalam mengisi.
8) Urutan
pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke
hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal yang sulit.
v Wawancara
(Interview), yaitu suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan,
yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara adalah sebuah instrumen
penelitian yang lebih sistematis. Dalam wawancara, pertanyaan dan jawaban
yang diberikan dilakukan secara verbal. Biasanya komunikasi ini dilakukan dalam
keadaan tatap muka, atau jika terpaksa dapat dilakukan melalui telepon. Hubungan
dalam wawancara biasanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka
waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Dalam wawancara, orang yang dimintai
informasi (sumber data) disebut dengan informan. Pewawancara harus dapat
menciptakan suasana akrab, sehingga informan dapat memberikan keterangan yang
kita inginkan dengan penuh kerelaan . Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur.
1)
Wawancara
terstruktur
Pengumpul
data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
sudah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan
wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti
atau pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
berjalan lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan
masyarakat terhadap pelayanan pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Bagaiamanakah
tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten ini?
a) Sangat
bagus
b) Bagus
c) Tidak
bagus
d) Sangat
tidak bagus
2. Bagaiamanakah
tanggapan Bapak/Ibu terhadap pelayanan bidang kesehatan di kabupaten ini?
a) Sangat
bagus
b) Bagus
c) Tidak
bagus
d) Sangat
tidak bagus
2)
Wawancara tidak
terstruktur
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah pendapat
Bapak/Ibu terhadap kebijakan pemerintah tentang impor gula saat ini dan
bagaimana dampaknya terhadap pedagang dan petani ?”. Wawancara tidak
terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan malahan untuk
penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada penelitian pendahuluan,
peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau
permasalahan yang ada pada objek, sehingga peneliti dapat menentukan secara
pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak
terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan
diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan
oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden
tersebut, maka peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang
lebih terarah pada satu tujuan. Dalam melakukan wawancara maka pewawancara harus
memperhatikan tentang situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang
tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara.
v Observasi
(Observation), yaitu suatu aktivitas peneliti melalui proses pengamatan dengan
menggunakan pancaindra. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang kelakuan manusia, keadaan, kondisi, atau situasi dari objek yang
diteliti dan mencatat setiap keadaan yang diamatinya. Dengan observasi peneliti
melihat sendiri mengenai segala sesuatu atau segala kejadian yang ada di
masyarakat.Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengumpulkan data mengenai
aspek tingkah laku manusia atau proses perubahan suatu hal yang tampak,
observasi merupakan instrumen yang tepat atau baik. Kita mengenal beberapa
jenis observasi sebagai instrumen pengumpulan data, yaitu observasi langsung,
tidak langsung, sistematis, dan nonsistematis.
3. Uji
Persyaratan Instrumen
Beberapa uji persyaratan instrumen adalah sebagai berikut :
v
Uji Validitas, yaitu suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Validitas menunjukkkan sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang
tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran
antara tes dan kriteria. Misalnya: Instrumen
yang digunakan dalam sebuah penelitian adalah dengan cara memberikan tes pengetahuan
berupa kuesioner. Validitas dari isi
kuesioner tersebut harus disesuaikan dengan materi yang akan diberikan
dan telah diperiksa terlebih dahulu oleh ke dua pembimbing dalam penelitian tersebut.
v
Uji Realibilitas,
yaitu suatu ukuran yang menunjukkan
sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
dilakukan berulang kali. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana
suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan
dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan
ketetapan hasil tes.
v Uji
Homogenitas, Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan atau
membedakan dua kelompok sampel dan dibutuhkan bahwa ke dua kelompok harus
homogen. Uji homogenitas untuk dua kelompok adalah dengan menguji kesamaan dua
varians. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : σ12 = σ22
Ho : σ12 ≠ σ22
Untuk menguji
hipotesis di atas digunakan rumus statistika sebagai berikut :
F = Varians
terbesar
Varians terkecil
Syarat :
Tolak Ho bila Fh
> F ½ α (dk -1, dk -2)
No comments:
Post a Comment